Sesar Aktif Melintasi Kawasan Berpenduduk Padat di Jawa


Para peneliti dan pakar gempa meminta perhatian pemerintah terhadap sesar aktif di Pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan bencana. Hal ini mengingat temuan mereka menunjukkan banyak sesar aktif melintasi kawasan berpenduduk padat di Jawa.

Pakar gempa Danny Hilman dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, terdapat sejumlah sesar di Pulau Jawa, misalnya sesar yang membentang mulai dari Cilacap-Kuningan-Majalengka hingga Jakarta. Di Jakarta, jejak sesar menghilang karena tertutup tanah aluvial dari endapan sungai.

"Dari catatan Belanda, pada tahun 1699 Jakarta pernah diguncang gempa besar. Namun, datanya masih sangat sedikit, perlu diteliti lebih jauh," kata Danny di sela-sela workshop "Indonesia-Japan Research Collaboration on Natural Disasters" di Jakarta, Rabu (20/6).

Ketua Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung Hasanuddin Z Abidin memetakan sesar aktif Cimandiri dan Lembang. Sesar Cimandiri terdapat mulai dari Palabuhan Ratu-Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang. Sejarah gempa bumi di sesar ini tercatat cukup banyak, misalnya Palabuhan Ratu (1900), Cibadak (1973), Gandasoli (1982), Padalarang (1910), Tanjungsari (1972), Conggeang (1948), dan Sukabumi (2001).

Adapun Sesar Lembang berada sekitar 10 kilometer utara Bandung dengan panjang sesar yang terpetakan mencapai 22 kilometer. Gerakan tanah akibat terjadinya gerakan lempeng bumi di sesar ini sebesar 0,2-2,5 milimeter per tahun dengan siklus gempa bumi sekitar 500 tahun.

"Walaupun besaran gempa dan kapan terjadinya masih sulit diprediksi, diperlukan monitoring yang serius karena populasi penduduk di Sesar Lembang sangat tinggi, khususnya di Kota Bandung dan Lembang," katanya.

Kepala LIPI Umar Anggara Jenie mengatakan, saat ini LIPI dan Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) intensif melakukan penelitian mengenai mitigasi bencana di Indonesia. "Jika sebelumnya banyak diteliti pantai-pantai selatan Sumatera, kini penelitian akan diperluas ke daerah lain di Indonesia, termasuk Pulau Jawa yang juga rawan gempa dan tsunami," ujarnya.

Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Idwan Suhardi mengemukakan, pemetaan sesar gempa di Pulau Jawa merupakan bagian dari mitigasi bencana yang seharusnya menjadi acuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.k(EF)

.................................
Ibarat batu yang retak, lapisan batuan di bawah Jakarta juga mengalami hal yang sama. Tabrakan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di dasar Samudera Hindia sejak jutaan tahun lalu menyebabkan sesar atau patahan yang melalui Ciputat hingga Kota.

"Ada indikasi sesar di sana, salah satu buktinya terdapat sumber mata air panas di sekitar Gedung Arsip Nasional," kata Profesor Suparka seusai pengukuhannya sebagai Profesor Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Kamis (8/6). Meskipun demikian, lanjut Suparka, sesar tersebut sangat tua dan tidak aktif sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan.

Satu-satunya dorongan yang dapat menyebabkan sesar tersebut aktif lagi adalah gempa yang berkekuatan di atas 7 skala Richter. Padahal, sepanjang sejarah, belum pernah ada gempa sebesar itu di Jakarta setidaknya dalam 200 tahun terakhir.

"Dari catatan sejarah, tidak pernah ada gempa besar di Jakarta. Memang ada catatan Belanda yang menyebutkan Jakarta pernah diguncang gempa, namun pusatnya jauh dari Jakarta," kata Hery Harjono, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Ia mengatakan catatan Belanda menyebutkan pernah terjadi gempa cukup besar di Jakarta pada 27 Februari 1903.

Bukannya mengkhawatirkan, menurut Hery, sesar tua justru merupakan salah satu tempat penelitian yang menarik untuk menemukan sumber minyak bumi. Selain minyak, sumber air panas yang mungkin muncul juga dapat dimanfaatkan.

"Yang perlu mendapat perhatian lebih besar justru sesar-sesar aktif," imbuh Hery. Misalnya, sesar Lembang di Bandung, sesar Cimandiri di Sukabumi, sesar Baribis yang memanjang dari Subang hingga Purwokerto, selain sesar Opak di Yogyakarta. 

Sesar Aktif Melintasi Kawasan Berpenduduk Padat di Jawa Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih telah mengunjungi blog saya. Mohon kritikan dan sarannya ya :)

Featured Post

#25 Meraba Urat Nadi Kehidupan di Pulau Larat

Nelayan di Pulau Larat Geliat kehidupan di Pulau Larat dapat diraba dari interaksi warga pada sumber daya alam, tradisi, da...

Visitors