JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini prediksi terjadinya gelombang laut setinggi 4-5 meter di sejumlah perairan Indonesia. Gelombang tinggi diperkirakan akan terjadi di sebagian besar perairan bagian Timur dan sebagian kecil perairan bagian Barat Indonesia mulai hari ini hingga 24 Juni 2010.
"Gelombang laut dengan ketinggian bervariasi, mulai dari yang sedang hingga gelombang tinggi, masih akan terjadi sepanjang Juni ini," kata Kepala BMKG Sri Woro dalam konferensi pers di Gedung BMKG, Jalan Angkasa I, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (18/6/2010).
Gelombang setinggi 4-5 meter antara lain diperkirakan terjadi di perairan Andaman, Laut Timor bagian Timur, Perairan Sumba, Perairan Babar dan Tanimbar, Laut Arafura, Teluk Karpentaria, Perairan Yos Sudarso, Perairan Selatan Merauke, Enggano Perairan Kai dan laut Banda Bagian Selatan, Samudera Hindia dan Perairan Selatan Jawa.
Menurut Sri Woro, ketinggian gelombang laut tersebut merupakan salah satu dampak dari fenomena anomali cuaca yang tengah melanda Indonesia, yakni meningkatnya suhu permukaan laut yang menyebabkan potensi hujan meski di musim kemarau. Gelombang El Nino pada Perairan Pasifik telah membuat uap air meningkat, dan mendorongnya ke arah Indonesia. Di Indonesia sendiri, suhu permukaan air laut yang tengah meningkat telah ikut menyeret uap air tersebut. Pertemuan kedua hal tersebut pada Perairan Timur Indonesia, telah membuat kecenderungan terjadinya gelombang laut tinggi.
Sri Woro menjelaskan BMKG masih akan terus melakukan monitoring terhadap anomali cuaca yang berpotensi menimbulkan gelombang laut ini. Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang pada bulan Juli akan dimonitor dalam waktu-waktu selanjutnya.
"Gelombang laut dengan ketinggian bervariasi, mulai dari yang sedang hingga gelombang tinggi, masih akan terjadi sepanjang Juni ini," kata Kepala BMKG Sri Woro dalam konferensi pers di Gedung BMKG, Jalan Angkasa I, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (18/6/2010).
Gelombang setinggi 4-5 meter antara lain diperkirakan terjadi di perairan Andaman, Laut Timor bagian Timur, Perairan Sumba, Perairan Babar dan Tanimbar, Laut Arafura, Teluk Karpentaria, Perairan Yos Sudarso, Perairan Selatan Merauke, Enggano Perairan Kai dan laut Banda Bagian Selatan, Samudera Hindia dan Perairan Selatan Jawa.
Menurut Sri Woro, ketinggian gelombang laut tersebut merupakan salah satu dampak dari fenomena anomali cuaca yang tengah melanda Indonesia, yakni meningkatnya suhu permukaan laut yang menyebabkan potensi hujan meski di musim kemarau. Gelombang El Nino pada Perairan Pasifik telah membuat uap air meningkat, dan mendorongnya ke arah Indonesia. Di Indonesia sendiri, suhu permukaan air laut yang tengah meningkat telah ikut menyeret uap air tersebut. Pertemuan kedua hal tersebut pada Perairan Timur Indonesia, telah membuat kecenderungan terjadinya gelombang laut tinggi.
Sri Woro menjelaskan BMKG masih akan terus melakukan monitoring terhadap anomali cuaca yang berpotensi menimbulkan gelombang laut ini. Prakiraan cuaca dan tinggi gelombang pada bulan Juli akan dimonitor dalam waktu-waktu selanjutnya.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih telah mengunjungi blog saya. Mohon kritikan dan sarannya ya :)