Alkisah ada sebuah cerita mengenai penemuan sumber mata air secara turun temurun di desa Kabiarat, Maluku Tenggara Barat.
Cerita berdasarkan obrolan ringan dan santai dengan salah satu anggota BPD Kabiarat, sebut saja Bapak M (35).
Pada dulu kala, orang-orang di desa mengambil air dari sumbur yang cukup jauh di bukit. Sumber air tersebut sebagai satu-satunya yang menjadi penopang kehidupan masyarakat di desa. Baik tua muda laki-laki dan perempuan secara bergantian mengambil air untuk keperluan sehari-hari seperti minum dan masak.
Suatu ketika ada seekor anjing peliharaan yang selalu mengikuti tuannya kemanapun pergi tampak kelelahan dan kehausan. Alhasil anjing tersebut hilang seketika dalam waktu singkat. Tanpa diduga, saat memasuki desa kembali, anjing tampak bugar dan segar seakan baru saja menemukan air. Ternyata benar, setelah dilihat dan diamati dari dekat masih ada bekas sisa air di sekitar mulut dan tubuh anjing.
Orang-orang di desa pun heran dan bertanya, dari mana gerangan si anjing mendapatkan sumber air terdekat padahal sumber air yang ada lokasinya cukup jauh dari desa mereka.
Untuk mengatasi keheranan masyarakat, ada usulan bagaimana kalau orang-orang mengikuti si anjing tersebut pergi ketika anjing mulai terlihat haus. Untuk membuat jejak yang ditinggalkan, mereka membuat beberapa ketupat dari daun kelapa yang diisi oleh abu kemudian diberi lubang kecil digantung di leher si anjing tersebur, alhasil ketika nanti berjalan menuju ke sumber air terdekat, maka akan meninggalkan jejak berupa abu yang ada di beberapa ketupat yang telah digantung di leher anjing.
Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, anjing mulai bergerak menuju sumber air terdekat dengan meninggalkan jejak. Setelah beberapa waktu, orang-orang mulai menelusuri jejak dari abu yang ditinggalkan oleh anjing. Akhirnya sampailah ke sebuah sumber air yang cukup dekat dengan desa, bahkan orang-orang pun tidak tahu kalau di tempat tersebut terdapat sumber air yang tersembunyi dan tertutup batuan. Akhirnya sampai sekarang sumber air yang ditemukan oleh anjing tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat dan dialirkan sampai ke desa menggunakan pipa dan bak penampung.
Sekian