Dalam hening
malam nan syahdu ditemani dengan suara jangkrik yang merdu dan secangkir kopi
hangat. Malam-malam ini terasa beda dengan malam yang lain. Engkau mungkin tahu
sahabat, mengapa malam ini bergitu berbeda. Malam yang selalu dinanti tetapi
malas untuk mengakhiri bahkan berharap jangan terjadi, walaupun sudah menjadi
suratan takdir.
Malam di mana
esok akan dimulai pergulatan untuk mengejar mimpi yang tertunda beberapa masa
yang lalu. Malam yang tepat untuk perenungan kembali bertanya pada diri sendiri
mengenai arti semua perjalanan yang telah dilalui. Bulan dan bintang pun
tersenyum melihat seorang manusia terduduk termangu dalam senyum yang indah
seakan mengerti bahwa malam ini begitu berarti karena esok hari nanti
perjalanan memulai hidup yang lebih baru akan dimulai dari titik nol.
Malam yang penuh
dengan retorika dan tanya seakan penuh makna yang cukup dalam. Memang penuh
dengan realita dan fakta yang tak bisa dipungkiri bahwa ini memang benar-benar
terjadi begitu cepat. Inginnya sedari dulu memang semua tercapai, tetapi begitu
Sang Pencipta memberikannya dengan begitu cepat dan bahkan melebihi apa yang
diharapkan justru membuatnya terkaget bahkan serasa belum siap. Apalagi yang
kurang, memang tidak ada. Belum siap untuk menerima kenyataan secepat ini.
Kenyataan dan impian yang diimpikan oleh sebagaian orang. Janganlah kecewakan
mereka, orang yang kamu sayangi.
Keluarlah
sejenak dari kehidupan duniamu. Menghadaplah dan bersujudlah kepada Sang
Pencipta di tengah malam yang hening dan damai. Curahkanlah apa yang menjadi
risau di hatimu. Rendahkanlah hatimu, serendah-rendahnya. Serahkan dirimu
seikhlas-ikhlasnya, biarlah Sang Pencipta nanti yang akan memberikan jalan yang
terbaik untukmu.
Kadang memang
kita perlu berhenti sejenak untuk lanjut kembali dari segala hiruk pikuk dunia
ini. Bahkan anak panah untuk melesat lebih jau lagi perlu ditarik ke belakang
bukan? Sebuah perumpamaan sederhana yang sering kali kita lupakan akibat
terlalu asyik dengan kepentingannya masing-masing. Kesibukan yang terkadang
bahkan memang bisa membuat kita lupa apa hakikatnya kita hidup di dunia.
Bukannya kita memang nantinya akan mengalamai suatu fase yang dinamakan
kematian dan kehidupan selanjutnya yang lebih abadi bukan? Apalah yang kita
kejar dari dunia, seakan-akan semua terlena oleh gemerlap indahnya dan rayuan
dunia. Dunia memang tempat kita tinggal untuk sementara, tempat untuk menebar
benih kebaikan bagi semua orang.
Perlu pemikiran
dan renungan yang mendalam untuk menyadari semua itu. Semua tindakan dan
keputusan yang kita ambil dalam setiap kehidupan kita. Apakah kebermanfaatan
ini semata hanya untuk diri kita sendiri atau untuk orang lain adalam artian
masyarakat yang lebih luas?
Kita perlu
berbicara dari hati ke hati dengan diri kita sendiri, menanyakan segala ego dan
rasa puas yang sering menjadi bagian dari setiap langkah. Rasa ingin memiliki
dan mencapai semua apa yang diinginkan, padahal apa yang kita inginkan belum
tentu baik, terkadang hanya sekadar dorongan nafsu semata yang cukup buta
kelihatannya.
Mari kita rehat
sejenak di tengah malam mini. Sambil mendengarkan bisikan-bisikan dari alam
yang indah dan sunyi. Rehat dan renungi setiap keputusan-keputusan besar yang
akan kita ambil selama hidup kita. Semoga memang ini yang menjadi keputusan
terbaik walaupun sebelumnya dilanda kebimbangan dan kerisauan. Tidak ada
keputusan yang pasti hanya kita yang harus pasti memilih untuk menjalaninya
dengan sungguh-sungguh dan siap untuk menerima segala konsekuensi terbesar dari
setiap langkah kaki kita.
Sumber gambar : oediku |