#27 Catatan Singkat Mengenai Workshop Regional Prakarsa 2016


Capaian Prakarsa 2016


Maluku Satu Darah 


#Hari Pertama Workshop
Hari pertama workshop regional fasilitasi pendampingan dan pengelolaan potensi sumber daya PPKT diisi dengan pemaparan materi yang terdiri atas dua panel, di mana masing-masing panel diisi dengan 3 narasumber. Berikut gambaran panel dan materi yang dibawakan oleh masing-masing narasumber: Sebelum acara dimulai dengan sambutan Dirjen dan penyerahan simbolis barang ATN kepada fasilitator.

Panel 1 : DFW Indonesia, Cipta Karya – PU, Swiss Contact
1. DFW Indonesia: Status, Hasil dan Rencana Tindak Lanjut Program Prakarsa
2. Cipta Karya – PU: Identifikasi Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Khusus Pulau-Pulau Kecil Terluar
3. Swiss Contact: Tourism Development for selected Destinations in Indonesia

Panel 2 : BRI, EBTKE, GIZ
1. BRI: Pembiayaan Koperasi dan UKM Nelayan
2. EBTKE: Kebijakan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi untuk Meningkatkan Elektrifikasi di Daerah Tertinggal, Daerah Perbatasan serta Pulau-Pulau Kecil Terluar
3. GIZ: Pengelolaan Listrik Pedesaan untuk mendukung Ekonomi Pulau Pulau Kecil

Pameran Produk UEP Pulau Terluar
Pada saat workshop hari pertama di Kementerian Kelautan dan Perikanan juga diadakan pameran produk hasil usaha ekonomi produktif pulau terluar di antaranya: Pulau Selaru (Abon Ikan), Pulau Sebatik (Abon Ikan, bangke, buras garis, kacang bumbu ikan, keripik rumput laut, jejari rumput laut dan amplang), Pulau Lingayan (Kripik Ikan), Pulau Lutungan (gelang), Maratua (kerajinan dari batok kelapa), tidak ketinggalan ada pula kacang botol dari Saumlaki. Produk hasil UEP ini banyak peminatnya dibuktikan dengan banyak pengunjung yang tertarik menanyakan proses dan mencicipi hasil UEP tersebut.

Pameran UEP Pulau Terluar

***

#Hari Kedua Workshop
Focus Group Discussion
1. Topik 1: Peluang dan tantangan pengembangan kemitraan multi pihak (kewilayahan), pemasaran produk hasil usaha ekonomi produktif di PPKT.
Untuk diskusi di topik 1 membahas mengenai beberapa isu yang terkait dengan kebijakan, perencanaan, penganggaran, kapasitas, implementasi, monitoring dan evaluasi Prakarsa.

2. Topik 2: Peluang dan tantangan pengelolaan sarana dan prasarana Kelautan Perikanan, kelistrikan dan telekomunikasi-informasi di PPKT.
Pada tipik ke-dua ini banyak hal yang didiskusikan dalam FGD antara lain: isu mengenai pendidikan, sanitasi, sarana prasarana, sasarn proyek, regulasi, RTRW, biaya operasional.

Foto Bersama Seusai FGD


***

#Hari Ketiga Workshop “Wirausaha Sosial dan Pemasaran”

1. Urchinodesia (Mas Yuri)
Konsep wirausaha social yang paling sering kita dengar hingga saat ini yaitu 3P (Profit, People, Planet). Ketiga konsep ini integrasi satu sama lain dan kolaborasi silang untuk meningktakan suatu nilai produk. Ada beberapa hal perlu diperhatikan dalam wirausaha social, antara lain:
a. Indentifikasi masalah sosial
Melakukan identifikasi secara detail dan menyeluruh mengenai masalah social yang ada serta potensi yang bisa diambil. Contoh melonjaknya populasi bulu babi di suatu daerah merupakan salah satu hama bagi sebagian orang, tetapi itu sebuha potensi untuk pengolahan makanan dari bulu babi.
b. Social Engagement
Bagaimana kita melakukan pendekatan kepada masyarakat, menjalin hubungan pertemanan sampai bisa diterima di tengah-tengah masyarakat. Hal penting di mana kita membawa suatu misi khusus yang berhubungan  dengan ekonomi masyarakat.
c. Model Bisnis
Ada berbagai macam bentuk model bisnis yang bisa disesuaikan dengan kondisi lokasi dampingan.
d. Pemasaran
Pemasaran memegang kunci penting dari suatu produk. Diperlukan kejelian untuk melihat peluang pemasaran, kalau perlu menciptkan pasar itu sendiri.
e. Pengukuran Dampak
Dampak sosial akibat dari proses wirausaha sosial, misalnya anak-anak bisa sekolah, pendapatan nelayan/petani meningkat.
f. Kolaborasi Silang
Dalam wirausaha sosial, sangat dianjurkan untuk melakukan kolaborasi silang atau kerjasama dengan lembaga-lembaga atau pemerinta terkait dengan produk yang akan dihasilkan.
g. Market Place
Market place dapat diintervensi dengan teknologi sekarang ini. Jarak bukan lagi menjadi halangan untuk pemasaran. Salah contoh pasarlaut.com merupakan marketplace hasil laut.


2. Javara (Mas Martin)
Javara merupakan jembatan untuk emasarkan makanan asli atau pangan asli dari Indonesia sampai ke luar negeri. Pada intinya bagaimana suatu produk di suatu daerah bisa menjangkau sampai ke pasar. Tentu dengan adanya kolaborasi silang (kerjasama) antara lembaga-lembaga dan pemerintah terkait. Yang dilakukan Javara sampai saat ini, antara lain: pelatihan, sertifikasi, pemasaran, manfaat ekonomi (peningkatan pendapatan nelayan/petani, manfaat social dan kelestarian hasil pangan Indonesia).

Kelompok binaan Javara antara lain: tepung pisang, kenari, talas. Javara membina petani kenari dari Maluku Utara tepatnya di Pulau Makeyan. Yang khas dari kenari Makeyan adalah bentuknya besar dan enak rasanya. Untuk binaan tepung pisang dengan meningkatkan nilai tambah dari pisang menjadi tepung. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi dengan LIPI untuk alat pembuat tepung. Dari tepung pisang tersebut bisa dibuat kukis atau makanan lain, diperhatikan juga kemasan suatu produk dan yang paling menarik adalah cerita di balik produk tersebut, karena ini menjadi nilai jual yang unik dari produk yang tidak ada dan tidak ditemukan di daerah lain.


#27 Catatan Singkat Mengenai Workshop Regional Prakarsa 2016 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih telah mengunjungi blog saya. Mohon kritikan dan sarannya ya :)

Featured Post

#25 Meraba Urat Nadi Kehidupan di Pulau Larat

Nelayan di Pulau Larat Geliat kehidupan di Pulau Larat dapat diraba dari interaksi warga pada sumber daya alam, tradisi, da...

Visitors